Kompetensi :
1.
Melakukan pengukuran dasar
secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
:
1.1.
Menentukan besaran pokok, besaran
turunan dan satuannya atau penggunaan alat ukur dalam kehidupan
sehari-hari.
|
I.
RINGKASAN
MATERI
Besaran fisika
dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran
pokok adalah besaran yang sudah ditetapkan terlebih dahulu. Adapun, besaran
turunan merupakan besaran yang dijabarkan dari besaran-besaran pokok.
Sistem satuan besaran fisika pada prinsipnya bersifat standar atau baku, yaitu
bersifat tetap, berlaku universal, dan mudah digunakan setiap saat dengan
tepat. Satuan dalam SI harus memenuhi beberapa syarat, yaitu nilainya tetap,
berlaku secara internasional, mudah ditiru dan diperbanyak,dan mudah diubah
(dikonversi) ke satuan yang lain.
Sistem satuan standar
ditetapkan pada tahun 1960 melalui pertemuan para ilmuwan di Sevres, Paris. Sistem satuan yang digunakan dalam dunia pendidikan dan
pengetahuan dinamakan sistem metrik, yang dikelompokkan menjadi sistem
metrik besar atau MKS (Meter Kilogram Second) yang disebut Sistem
Internasional atau disingkat SI dan sistem metrik kecil atau CGS
(Centimeter Gram Second).
A. BESARAN POKOK
NO
|
BESARAN
POKOK
|
SATUAN
(SI)
|
SINGKATAN
|
ALAT
UKUR
|
|
1
|
Panjang
|
Meter
|
m
|
Mistar
|
|
2
|
Massa
|
Kilogram
|
Kg
|
Neraca
|
|
3
|
Waktu
|
Sekon
|
s
|
Stopwatch
|
|
4
|
Suhu
|
Kelvin
|
K
|
Termometer
|
|
5
|
Kuat arus listrik
|
Ampere
|
A
|
Amperemeter
|
|
6
|
Intensitas cahaya
|
Candela
|
Cd
|
Auksanometer
|
|
7
|
Jumlah zat
|
Mol
|
Mol
|
|
|
Awalan dalam Sistem
Internasional
FAKTOR
|
AWALAN
|
SIMBOL
|
10-3
|
mili
|
m
|
10-6
|
mikro
|
m
|
10-9
|
nano
|
n
|
10-12
|
piko
|
p
|
10-15
|
femto
|
f
|
103
|
kilo
|
k
|
106
|
mega
|
M
|
109
|
giga
|
G
|
1012
|
tera
|
T
|
1015
|
peta
|
P
|
B. BESARAN TURUNAN
Kompetensi :
2.
Menerapkan
konsep zat dan kalor serta kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
:
2.1. Menentukan
sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya atau penerapan konsep massa jenis
dalam kehidupan sehari-hari.
2.2.
|
I.
RINGKASAN MATERI
A. MASSA JENIS
Dua besaran, yaitu
massa dan volume dapat dijadikan sebagai dasar untuk menentukan karakteristik
suatu benda. Jika kedua besaran itu saling dibandingkan maka akan diperoleh
sebuah nilai yang merupakan ciri khas dari benda tersebut. Angka ini akan berbeda
untuk tiap jenis benda.
Nilai perbandingan antara massa dan volume suatu benda disebut sebagai besaran
massa jenis atau kerapatan dan diberi simbol ρ.
Keterangan
ρ = massa jenis atau kerapatan (kg /m3)
m = massa benda (kg)
V = volume benda (m3)
Satuan untuk besaran
massa jenis dalam SI adalah kg/ m3. Namun, satuan g/cm3 dalam kehidupan
sehari-hari masih sering digunakan sebagai satuan massa jenis yang lain.
B. WUJUD ZAT
Balok kayu termasuk
benda padat, air termasuk benda cair, dan udara termasuk gas. Ketiga macam zat
ini merupakan wujud-wujud zat. Sifat fisis zat padat, cair, dan gas
berbeda-beda.
Sifat-sifat zat
Zat
|
Massa
|
Volume
|
Bentuk
|
Bentuk partikel
|
Padat
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
|
Cair
|
Tetap
|
Tetap
|
Berubah-ubah
|
|
Gas
|
Tetap
|
Berubah-ubah sesuai tempatnya
|
Berubah-ubah sesuai tempatnya
|
|
Kompetensi :
2. Menerapkan konsep zat dan kalor serta kegunaannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
:
2.2. Menjelaskan pengaruh suhu terhadap
pemuaian zat yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
2.3.
|
I.
RINGKASAN MATERI
Sebagian besar zat akan
memuai bila dipanaskan dan menyusut ketika didinginkan. Bila suatu zat
dipanaskan (suhunya dinaikkan) maka molekul-molekulnya akan bergetar lebih
cepat dan amplitude getaran akan bertambah besar, akibatnya jarak antara
molekul benda menjadi lebih besar dan terjadilah pemuaian. Pemuaian adalah
bertambahnya ukuran benda akibat kenaikan suhu zat tersebut. Pemuaian dapat
terjadi pada zat padat, cair, dan gas. Besarnya pemuaian zat sangat tergantung
ukuran benda semula, kenaikan suhu dan jenis zat. Efek pemuaian zat sangat
bermanfaat dalam pengembangan berbagai teknologi.
Pemuaian yang terjadi
pada benda, sebenarnya terjadi pada seluruh bagian benda tersebut. Namun
demikian, untuk mempermudah pemahaman maka pemuaian dibedakan tiga macam, yaitu
pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian volume.
1.
Pemuaian Panjang
Pernahkah kamu mengamati
kabel jaringan listrik pada pagi hari dan siang hari? Kabel jaringan akan
tampak kencang pada pagi hari dan tampak kendor pada siang hari. Kabel tersebut
mengalami pemuaian panjang akibat terkena panas sinar matahari. Alat yang
digunakan untuk menyelidiki pemuaian panjang berbagai jenis zat padat adalah musschenbroek.
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda, besar kenaikan
suhu, dan tergantung dari jenis benda.
Keterangan
L = Panjang akhir (m)
L0 = Panjang mula-mula (m)
ΔL = Pertambahan panjang
(m)
α = Koefisien muai
panjang (/ºC)
Δt = kenaikan suhu (OC)
2.
Pemuaian Luas
Jika yang dipanaskan
adalah suatu lempeng atau plat tipis maka plat tersebut akan mengalami pemuaian
pada panjang dan lebarnya. Dengan demikian lempeng akan mengalami pemuaian luas
atau pemuaian bidang. Perhatikan Gambar
Dengan
Keterangan:
A = Luas akhir (m2)
ΔA = Pertambahan luas
(m2)
A0 = Luas
mula-mula (m2)
β = Koefisien muai
luas zat (/º C)
Δt = Kenaikan suhu
(ºC)
3.
Pemuaian Volume
Jika suatu balok
mula-mula memiliki panjang P0, lebar L0, dan tinggi h0
dipanaskan hingga suhunya bertambah Δt, maka berdasarkan pada pemikiran muai
panjang dan luas diperoleh harga volume balok tersebut sebesar
dengan
Keterangan:
V = Luas akhir (m2)
ΔV = Pertambahan luas
(m2)
V0 = Luas
mula-mula (m2)
g = Koefisien muai
luas zat (/º C)
Δt = Kenaikan suhu
(ºC)
4.
Bimetal
Bimetal merupakan dua keping
logam yang dijadikan satu (diklem atau dikeling). Kedua logam tersebut berbeda
angka muai panjangnya/koefisien muai panjangnya. Apabila bimetal dipanaskan maka
akan melengkung ke arah logam yang mempunyai koesifien muai panjang kecil.
Sebaliknya apabila didinginkan akan elengkung ke arah logam yang mempunyai angka
muai panjang besar.
Contoh:
Aluminium mempunyai koefisien muai panjang 25 x 10 –6 /0 C
Besi mempunyai koefisien muai panjang 11 x 10 –6 /0 C
sebelum dipanaskan
(lurus) setelah dipanaskan
melengkung ke arah besi
Kompetensi :
2. Menerapkan konsep zat dan kalor serta kegunaannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
:
2.3. Menentukan
besaran kalor dalam proses perubahan suhu atau penerapan perubahan wujud
zat dalam kehidupan sehari-hari.
2.4. .
2.4.
|
I.
RINGKASAN MATERI
A.
KALOR
Sebelum abad ke-17,
orang berpendapat bahwa kalor merupakan zat yang mengalir dari suatu benda yang
suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah jika kedua benda
tersebut bersentuhan atau bercampur.
Jika kalor merupakan
suatu zat tentunya akan memiliki massa dan ternyata benda yang dipanaskan massanya
tidak bertambah. Kalor bukan zat tetapi kalor adalah suatu bentuk energi dan
merupakan suatu besaran yang dilambangkan Q dengan satuan joule
(J), sedang satuan lainnya adalah kalori (kal). Hubungan satuan
joule dan kalori adalah
1 kalori = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori
Sebuah benda yang
dipanaskan suhunya akan naik. Sebaliknya, sebuah benda yang didinginkan suhunya
akan turun. Jadi, ada sejumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu atau sejumlah
kalor yang dilepaskan ketika suhu benda diturunkan. Kapasitas kalor (H) adalah banyaknya
kalor yang diperlukan suatu zat untuk menaikkan suhunya sebesar 1 oC.
Jika pada kenaikan suhu DT dibutuhkan energi kalor
sebesar Q maka kapasitas
kalornya:
Keterangan
Q = jumlah kalor (joule
atau kalori)
H = kapasitas kalor (J/oC
atau kal/oC)
DT = perubahan suhu (oC
atau K)
Kalor jenis (c) suatu zat adalah
banyaknya kalor yang diperlukan oleh satu satuan massa zat untuk menaikkan
suhunya 1 oC atau 1K. Kalor jenis suatu zat dapat ditentukan dengan
kalorimeter. Satuan untuk kalor jenis (c) adalah J/kg oC atau kal/g
oC. Jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan zat sebesar
Q = m • c • DT
Keterangan
Q = kalor yang diperlukan
atau dilepaskan (joule atau kalori)
m = massa zat (kg atau g)
C = kalor jenis zat (J/
kgoC atau kal/goC)
DT = perubahan suhu (oC
atau K)
Jumlah kalor yang
digunakan suatu zat untuk berubah wujud pada suatu suhu (titik) transisinya
disebut kalor laten (kalor tersembunyi). Secara umum:
Q = m × l
Keterangan
m = massa benda (kg atau g)
l = kalor laten (J/kg atau erg/g atau kal/g)
Sewaktu kamu memanaskan
air dan minyak kelapa, ternyata minyak kelapa lebih cepat bertambah suhunya,
dan apabila pemanasan diteruskan, maka akan mendidih. Suatu zat dikatakan
mendidih apabila sudah terbentuk gelembung-gelembung uap zat yang meninggalkan
zat itu. Suhu saat zat berubah wujud dari cair ke gas disebut titik
didih, sedangkan suhu saat zat berubah wujud dari gas ke cair disebut titik
embun.
Untuk suatu zat
berlaku:
titik didih = titik embun
kalor didih = kalor
embun
Banyaknya energi kalor
yang diperlukan untuk mendidih, mengembun, dan menguap bergantung kepada massa
zat dan kalor uap. Kalor uap yaitu banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh
1 kg zat untuk menguap pada titik didihnya. Satuan kalor uap dinyatakan dengan joule
per kilogram (J/kg). Secara umum dirumuskan:
Q = m . U
Keterangan
m = massa benda (kg atau g)
U = kalor uap atau kalor uap
(J/kg atau erg/g atau kal/g)
Suhu saat zat berubah
dari wujud padat ke wujud cair disebut titik lebur, sedangkan suhu saat
zat berubah wujud dari cair ke padat disebut titik beku. Banyaknya kalor
yang diperlukan oleh suatu zat untuk melebur sebanding dengan massa zat dan
kalor lebur zat. Kalor lebur, yaitu banyaknya kalor yang digunakan oleh
setiap 1 kg zat untuk melebur pada titik leburnya. Sedangkan kalor yang
digunakan untuk membeku sebanding dengan massa zat dan kalor bekunya. Kalor
beku, yaitu banyaknya kalor yang dilepaskan oleh 1 kg zat untuk membeku
pada titik bekunya. Kalor lebur bernilai sama dengan nilai kalor beku.
Untuk suatu zat
berlaku:
titik lebur = titik beku
kalor lebur = kalor
beku
Secara umum dirumuskan
sebagai berikut.
Q = m.L
Keterangan
m = massa benda (kg atau g)
L = kalor lebur atau
kalor beku (J/kg atau erg/g atau kal/g)
Grafik Perubahan Wujud
Air pada 1 atm
Keterangan
x = titik lebur
y = titik beku
z = titik didih
w = titik embun
0-x = padat (Q= m.ces.DT)
x-y = mencair (Q=m.L)
y-z = cair (Q= m.cair.DT)
z-w = menguap (Q=m.U)
Hukum Kekekalan Energi Kalor
Apabila kamu sangat
haus, akan segera meminum, tetapi airnya panas. Untuk dapat segera dapat
diminum air panas itu, dapat dicampur dengan air dingin. Pencampuran air yang
berbeda derajat panasnya akan diperoleh suhu yang sama.Suhu pencampuran
diperoleh dari benda yang bersuhu lebih tinggi memberikan kalor kepada benda
yang suhunya lebih rendah. Sebaliknya benda yang bersuhu lebih rendah menerima
kalor dari benda yang bersuhu lebih tinggi. Sehingga Joseph Black, orang
yang pertama kali mengungkapkan:
'Banyaknya kalor
yang diberikan sama dengan banyaknya kalor yang diterima'
Pernyataan itu dinyatakan sebagai bunyi hukum kekekalan energi
kalor yang disebut Azas Black. Secara matematis, maka terbentuk
persamaan:
Q1 = Q2
Keterangan
Q1 = banyak
kalor yang diberikan
Q2 = banyaknya
kalor yang diterima
B. PERUBAHAN WUJUD
BENDA
Bentuk zat suatu benda
keadaannya tidak selalu tetap. Artinya benda padat tidak selamanya menjadi
padat. Apabila benda tersebut mendapat pengaruh dari luar maka bentuknya dapat
berubah. Di dalam sains perubahan bentuk zat dibedakan menjadi dua, yaitu: perubahan
kimia dan perubahan fisika.
1.
Perubahan kimia adalah perubahan yang akan menghasilkan zat
jenis baru dan proses perubahannya tidak dapat dibalik. Termasuk perubahan
kimia antara lain:
a.
Pernapasan (pengambilan oksigen menghasilkan karbon dioksida).
b.
Pembakaran (pembakaran kayu menjadi arang, asap dan api).
c.
Perkaratan besi (besi menjadi karat besi).
d.
Peragian tempe (kedelai dan ragi menghasilkan tempe).
e.
Pembusukan (susu dan bakteri menghasilkan
susu masam).
2.
Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat
jenis baru dan proses perubahannya dapat dibalik. Misalnya:
a.
Air (cair) dipanaskan menjadi uap air (gas) unsurnya tetap sama
(H2O) dan prosesnya dapat dibalik. Artinya uap air didinginkan dapat menjadi air
kembali.
b.
Es (padat) dipanaskan menjadi air (cair) unsurnya tetap sama
(H2O) dan prosesnya dapat dibalik dengan mendinginkan airakan berubah menjadi
es.
Perubahan wujud secara
fisika dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan:
-- >: Proses mengeluarkan
kalor
à : Proses memerlukan
kalor
Proses perubahan wujud yang memerlukan kalor:
1.
Mencair adalah proses perubahan wujud dari padat menjadi cair.
2.
Menguap adalah proses perubahan wujud dari cair menjadi gas.
2.
Menyublim/melenyap adalah proses perubahan wujud dari padat
menjadi gas.
Proses perubahan wujud yang melepaskan kalor adalah:
1.
Membeku adalah proses perubahan wujud dari cair menjadi padat.
2.
Mengembun adalah proses perubahan wujud dari gas menjadi cair.
3.
Menyublim adalah proses perubahan wujud dari gas menjadi padat.
Kompetensi :
3.
Mendeskripsikan dasar-dasar mekanika (gerak, gaya, usaha,
dan energi) serta penerapan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
:
3.1. Menentukan jenis gerak lurus atau
penerapan hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari.
.
2.5.
|
I.
RINGKASAN MATERI
A.
GERAK LURUS
Setiap benda yang
bergerak akan mengalami perpindahan atau perubahan posisi, membutuhkan waktu
untuk berpindah, dan mempunyai kecepatan gerak. Jadi, sebuah benda dikatakan
bergerak apabila keadaan benda berubah ditinjau dari titik acuan.
Berdasarkan acuannya, gerak dibedakan menjadi dua, yaitu gerak yang sebenarnya
dan gerak semu. Gerak sebenarnya/nyata adalah gerak benda yang
benar-benar terjadi ditinjau dari titik acuan yang diam. Misalnya, bus meninggalkan terminal, kelapa jatuh
dari pohon. Gerak semu adalah gerak benda yang seolah-olah
tampakbergerak, namun sebenarnya benda tersebut diam, Misalnya matahari terbit
dari sebelah timur ke barat.
Gerak berdasarkan
lintasan dibagi menjadi tiga, yaitu gerak lurus, gerak melingkar,dan gerak
parabola. Gerak lurus adalah gerak benda yang lintasannya berbentuk
garis lurus, misalnya sprinter (pelari jarak pendek) yang berlari cepat di
lintasan yang lurus. Gerak melingkar adalah gerak benda yang lintasannya
berbentuk lingkaran, misalnya gerakan jarum jam. Gerak parabola adalah gerak
benda yang lintasannya berbentuk lingkaran yang tidak penuh, misalnya gerakan
peluru yang ditembakkan dari sebuah senapan dengan membentuk sudut elevasi
(kemiringan) tertentu.
Ketika membahas gerak,
kamu harus dapat membedakan pengertian jarak dan perpindahan. Untuk lebih
jelasnya perhatikan gambar
Seorang anak berjalan
dari titik P ke kanan menuju titik Rsejauh 100 m. Dari titik R anak tersebut
berjalan ke kiri menuju titikQ sejauh 40 m. Jika titik P sebagai acuan maka
dari gambar dapat dihitung sebagai berikut.
a. Jarak = panjang PR + panjang RQ
= 100
m + 40 m
= 140 m
b. Perpindahan = Posisi akhir – Posisi awal
= 100 m – 40 m = 60 m
Berdasarkan perhitungan
di atas, dapat diuraikan bahwa jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh
benda selama berjalan tanpa memerhatikan arah. Adapun, perpindahan adalah
perubahan posisi suatu benda selama bergerak beserta arah geraknya.
Hubungan jarak, kecepatan, dan waktu secara matematis dirumuskan
:
Sedangkan untuk
menentukan kecepatan rata-rata dengan :
Keterangan
v =
kecepatan (m/s)
= kecepatan rata-rata (m/s)
s =
jarak tempuh (m)
t = waktu tempuh (s)
1.
Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Benda dikatakan
melakukan gerakan lurus beraturan (GLB) apabila memenuhi syarat sebagai
berikut.
1. Lintasan gerak
berupa garis lurus.
2. Kecepatan selalu tetap.
Jadi, gerak lurus
beraturan adalah gerak benda yang lintasannya lurus dan kecepatannya tetap.
Benda yang bergerak lurus beraturan dapat diketahui dengan percobaan
menggunakan alat ticker timer.
2.
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak
suatu benda pada lintasan lurus dan kecepatannya selalu berubah secara
beraturan dalam selang waktu tertentu.
Ciri-ciri GLLB antara lain:
1. Kecepatan berubah
secara teratur (tiap detik menempuh jarak yang tidak sama).
2. Percepatan konstan/tetap (ada pertambahan
kecepatan tiap satuan waktu).
Perubahan kecepatan secara beraturan setiap
waktu disebut percepatan. Dalam bentuk rumus, percepatan dapat ditulis
sebagai berikut.
Keterangan
a = percepatan (m/s2)
vt = kecepatan akhir (m/s)
vo = kecepatan awal (m/s)
t = waktu tempuh (s)
a)
GLBB dipercepat
Untuk benda yang bergerak diperlambat, jejak
ticker timer pada kertas dapat ditunjukkan sebagai
berikut.
Grafik hubungan antara jarak (s), kecepatan
(v), dan percepatan (a) terhadap waktu (t) dapat digambarkan seperti gambar
berikut :
b)
GLBB diperlambat
Untuk benda yang bergerak diperlambat, jejak
ticker timer pada kertas dapat ditunjukkan sebagai
berikut.
Grafik hubungan antara kecepatan (v)
terhadap waktu (t) dapat digambarkan seperti gambar berikut :
B. HUKUM NEWTON
1.
HUKUM I NEWTON
Begitu juga ketika kamu
berada dalam kendaraan yang diam. Kemudian tiba-tiba kendaraan tersebut
bergerak, tubuhmu akan terasa seperti terdorong ke belakang. Hal ini terjadi
karenatubuhmu cenderung mempertahankan posisinya yang diam.
Peristiwa ini dijelaskan dalam Hukum I Newton yang dinyatakan sebagai
berikut.
”Sebuah benda terus dalam keadaan diam atau terus
bergerak dengan kelajuan tetap, kecuali jika ada gaya luar yang memaksa benda
tersebut mengubah keadaannya.”
Secara matematis dapat dinyatakan dengan :
2.
HUKUM II NEWTON
Ukuran kemampuan benda
mempertahankan keadaan diam atau keadaan geraknya dinamakan inersia. Hal ini
berarti percepatan gerak benda dipengaruhi inersianya, sedangkan kualitas
inersia diukur oleh massanya.
Dari hubungan tersebut,
Newton merumuskan Hukum II Newton sebagai berikut.
”Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya
yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya dan
berbanding terbalik massa benda.”
Secara matematis, Hukum II
Newton dinyatakan sebagai berikut.
Keterangan:
F = resultan gaya (Newton)
m = massa benda (kg)
a =
percepatan benda (Newton/kg)
3.
HUKUM III NEWTON
Pernahkah kamu memukul
tembok dengan tanganmu? Apa yang kamu rasakan? Tanganmu akan terasa sakit,
bukan? Hal ini terjadi sebagai reaksi dari gaya yang kamu keluarkan untuk memukul
tembok sehingga tembok mengerjakan gaya yang sama besar pada tanganmu. Semakin
keras kamu memukul tembok, tanganmu akan terasa semakin sakit.
Hal ini dijelaskan Newton
dalam Hukum III Newton yang dinyatakan sebagai berikut.
”Jika kamu memberikan gaya pada suatu benda (gaya
aksi), kamu akan mendapatkan gaya yang sama besar, tetapi arahnya berlawanan
(gaya reaksi) dengan gaya yang kamu berikan.”
Secara matematis, Hukum III
Newton dinyatakan sebagai berikut.
Faksi
= – Freaksi
Kompetensi :
3.
Mendeskripsikan dasar-dasar mekanika (gerak, gaya, usaha,
dan energi) serta penerapan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
:
3.2. Menentukan besaran fisis pada usaha atau
energi pada kondisi tertentu.
2.6.
|
I.
RINGKASAN MATERI
A. USAHA
Seorang penarik becak mengayuh becaknya
hingga bergerak. Semakin jauh becak dikayuh, semakin besar usaha yang
dilakukannya. Usaha yang dilakukan sebanding dengan besarnya gaya dan
perpindahan yang dirumuskan sebagai berikut.
W = F.s
Keterangan
W = usaha
(J)
F =
gaya (N)
s = perpindahan (m)
B. ENERGI
1.
ENERGI KINETIK
Energi kinetik adalah energy yang dimiliki suatu benda
karena gerakannya.
Ek
= ½ . m. v2
Keterangan
Ek = Energi kinetik (J)
m = massa benda (kg)
v =
kecepatan benda (m/s)
2.
ENERGI POTENSIAL
Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena
keadaan posisinya.
Ep = m.g.h
Keterangan
Ep = Energi potensial
(J)
m = massa benda (kg)
g = percepatan
gravitasi bumi (m/s2)
3.
BENTUK-BENTUK ENERGI
a)
Energi Kimia : energi yang dikandung oleh bahan makanan
(nasi, ikan, telur, susu, dll) dan bahan bakar (minyak, gas, batu bara, dll)
b) Energi Bunyi :
energi yang dihasilkan oleh getaran partiker-partikel di udara sekitar sebuah
sumber bunyi.
c) Energi Kalor :
energi yang dihasilkan oleh gerak internal partikel-partikel dalam suatu zat
yang menghasilkan energy panas.
d) Energi Cahaya :
energi yang dihasilkan oleh radiasi/pancaran gelombang elektromagnetik.
e) Energi Listrik :
energi yang dihasilkan oleh muatan listrik yang bergerak melalui kawat
penghantar (konduktor).
f) Energi Nuklir :
energi yang dihasilkan oleh reaksi inti dari bahan radioaktif.
g) Energi Mekanik :
energi yang dihasilkan oleh benda yang bergerak atau memiliki kemampuan
bergerak, energi ini ada dua macam : energi kinetik dan energi potensial.
4.
KONVERSI ENERGI
Energi
tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan, tetapi energi dapat diubah dari suatu
bentuk ke bentuk lain. Pernyataan ini dikenal dengan hukum kekekalan energi.
Pada sebuah benda
yang jatuh bebas, terdapat dua buah energi yaitu energi mekanik. Energi mekanik
terdiri atas energi potensial dan energi kinetik. Meskipun energy potensial
benda yang jatuh bebas akan semakin kecil ketika ketinggian semakin rendah,
tetapi di sisi lain energy kinetiknya bertambah. Dengan demikian energi
mekaniknya tetap sama (konstan). Kekekalan energi mekanik pada benda jatuh
bebas dapat diilustrasikan seperti pada Gambar.
Pada kedudukan 1, energi
mekanik seluruhnya merupakan energi potensial. Dapat dituliskan sebagai
berikut.
Em = Ep = m × g × h
Pada kedudukan 2, energi
mekanik merupakan jumlah energi potensial dan energi kinetik. Dapat dituliskan
sebagai berikut.
Em = Ep+ Ek
= ( m × g × h ) + ( ½ × m × v2
)
Pada kedudukan 3, energi
mekanik seluruhnya merupakan energi kinetik. Dapat dituliskan sebagai berikut.
Em = Ek =
½ × m × v2
C. DAYA
Daya (P) digunakan untuk menyatakan laju perubahan usaha
(W) terhadap waktu (t).
Dalam sistem SI, satuan untuk daya yaitu watt (W).
1 watt (W) = 1 joule/detik
(J/s)
Kompetensi :
3.
Mendeskripsikan dasar-dasar mekanika (gerak, gaya, usaha,
dan energi) serta penerapan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
:
3.3. Menentukan penerapan pesawat sederhana
dalam kehidupan sehari-hari.
2.7.
|
I.
RINGKASAN MATERI
Pesawat didefiniskan sebagai alat untuk mempermudah usaha. Jenis-jenis
pesawat sederhana, diantaranya :
A. TUAS (PENGUNGKIT)
1. Tuas Jenis Pertama
Keterangan
w = beban (N)
F = gaya/kuasa (N)
lb = lengan beban (m)
lk = lengan kuasa (m)
w = m.g dengan m = massa (kg)
g =
percepatan gravitasi bumi (m/s2)
Contoh : gunting, tang, neraca dan
pembuka kaleng
2. Tuas Jenis Kedua
Contoh : catut, pembuka botol, dan
gerobak dorong roda satu
3. Tuas Jenis Ketiga
Contoh : siku dan lengan manusia saat
mengangkat benda dan alat pancing
Pada
tuas berlaku hukum kekekalan usaha yang menyatakan bahwa usaha masukan (wF)
sama dengan usaha keluaran (ww) :
wF = ww
F . lk
= w . lb
Keuntungan Mekanis (KM) =
B. BIDANG MIRING
Keterangan
w = beban (N)
F = gaya (N)
s = panjang bidang miring (m)
h = tinggi bidang miring (m)
KM =
C. KATROL
1. Katrol Tetap
w = F
KM =
= 1
|
2. Katrol Bergerak
w
. lb = F . lk
Panjang lengan
kuasa dua kali panjang lengan beban (lk = 2lb)
atau
2
KM =
= 2 atau F = ½ . w
|
3. Katrol Ganda/Takal
Keuntungan
mekanis system katrol takal sama dengan banyak tali yang menopang beban.
Jika ada n tali atau rantai yang menopang beban dan semua gesekan
serta massa tali dan massa katrol diabaikan, maka berlaku :
KM =
= n atau F =
. w
dengan,
n = banyaknya tali/katrol
|
Kompetensi :
3.
Mendeskripsikan dasar-dasar mekanika (gerak, gaya, usaha,
dan energi) serta penerapan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
:
3.4. Menentukan besaran fisis yang terkait dengan
tekanan pada suatu zat.
3.4.
2.8.
|
I.
RINGKASAN MATERI
A. TEKANAN ZAT PADAT
Keterangan:
p = tekanan (N/m2)
F = gaya (N)
A
= luas bidang sentuh gaya (m2)
HUKUM PASCAL
Hukum pascal menyataka :
“Fluida (cair/gas)
yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup diteruskan ke segala arah dan sama
besar”
B. TEKANAN ZAT CAIR
Keterangan:
p = tekanan (N/m2
atau pascal)
r = massa jenis zat cair (kg/m3)
h
= kedalaman benda dalam zat cair, diukur dari permukaan zat cair (m)
HUKUM BEJANA BERHUBUNGAN
Keterangan
A = zat cair pertama
B = zat cair kedua
HUKUM ARCHIMEDES
“suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat
cair akan mengalami gaya ke atas (FA) yangt besarnya sama dengan
berat zat cair (w) yang dipindahkan oleh benda tersebut”. Gaya ke atas itu
kemudian tersebut dengan gaya archimedes
Keterangan:
FA = gaya Archimedes (N)
r = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi bumi
(m/s2)
V = volume zat cair (m3)
TERAPUNG,
MELAYANG DAN TENGGELAM
Suatu benda dapat tenggelam, melayang dan
terapung dalam air. Perhatikan gambar berikut :
1. Tenggelam
2. Melayang 3. Terapung
1. Keadaan tenggelam terjadi bila massa jenis benda lebih besar dari
pada massa jenis air.
2. Keadaan melayang terjadi bila masa jenis benda sama dengan massa
jenis air, dan
3. Keadaan terapung terjadi bila massa jenis benda lebih kecil dari
massa jenis air.
C. TEKANAN ZAT GAS
Keterangan:
p1 = tekanan
mula-mula (N/m2 atau pascal)
V1 = volume zat
gas mula-mula (m3)
T1
= suhu zat gas mula-mula (K)
TEKANAN UDARA
Keterangan:
P = tekanan udara di suatu
tempat (cmHg)
P0 = tekanan udara
di permukaan laut (76 cmHg)
h = ketinggian suatu tempat
(m)
II.
LATIHAN SOAL
Kompetensi :
4. Memahami
konsep-konsep dan penerapan, getaran, gelombang, bunyi, dan optik dalam
produk teknologi sehari-hari.
Indikator
:
4.1.
Menentukan besaran fisis pada getaran atau gelombang.
|
I.
RINGKASAN MATERI
A. GETARAN
Getaran
diartikan sebagai gerak bolak-balik suatu benda secara teratur melalui titik
kesetimbangan
Titik setimbang di A, maka satu getaran
= B-A-C-A-B
|
Titik setimbang di A, maka satu getaran
= B-A-C-A-B
|
Titik setimbang di A, maka satu getaran
= B-O-A-O-B
|
Satu getaran merupakan gerak benda kembali
ke suatu titik yang dipakai sebagai titik awal gerakan.
Jarak mistar yang digetarkan dari titik setimbangnya disebut dengan simpangan.
Sedangkan jarak antara O–A atau O–B adalah jarak simpangan terbesar yang
dikenal dengan amplitudo. Jadi, amplitudo getaran adalah
simpangan terbesar dari titik setimbang.
Frekwensi (f) dan Periode (T) Getaran
Frekwensi diartikan sebagai banyaknya
getaran yang terjadi selama satu sekon. Yang secara matematis dapat di tulis
sebagai berikut :
Periode diartikan sebagai waktu yang
diperlukan untuk terjadi satu getaran. Yang secara matematis dapat di tulis
sebagai berikut :
Hubungan antara
frekwensi dan periode, dapat ditulis sebagai berikut :
atau
Kompetensi :
4. Memahami
konsep-konsep dan penerapan, getaran, gelombang, bunyi, dan optik dalam
produk teknologi sehari-hari.
Indikator
:
4.2.
Menjelaskan sifat bunyi atau penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.9.
|
- Bunyi dapat terdengar bila ada :
-
Sumber
bunyi yang bergetar
-
Medium
atau zat perantara yaitu zat padat, cair dan gas
-
Alat
penerima / pendengar.
- Berdasarkan frekuensinya, bunyi digolongkan atas :
1.
Bunyi
Infrasonik
Bunyi infrasonik adalah bunyi yang frekuensinya
kurang dari 20 Hz.
Bunyi infrasonik dapat didengar oleh anjing dan
jangkrik.
2.
Bunyi
Audiosonik
Bunyi audiosonik adalah bunyi yang frekuensinya
antara 20 – 20.000 Hz.
Bunyi audiosonik dapat didengar oleh telinga
manusia.
3.
Bunyi
Ultrasonik
Bunyi ultrasonik adalah bunyi yang frekuensinya
lebih besar dari 20.000 Hz.
Bunyi ultrasonik dapat didengar oleh kelelawar dan
ikan lumba – lumba.
Manfaat ultrasonik antara lain untuk :
a.
Meratakan
campuran logam pada industri logam
b.
Memusnahkan
bakteri pada makanan yang akan diawetkan
c.
Meratakan
campuran susu agar homogen pada pabrik susu
d.
Alat
kontrol jarak jauh (remote control)
pada televisi
e.
Ultrasonografi
(USG) di bidang kedokteran.
- Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena pengaruh getaran benda lain.
Syarat – syarat terjadinya resonansi bunyi :
1.
Frekuensinya
sama dengan frekuensi sumber getar
2.
Terdiri
dari selaput tipis
3.
Benda
itu adalah udara yang tinggi kolom udaranya merupakan kelipatan ganjil dari ¼
λ.
- Macam – macam bunyi pantul :
1.
Bunyi
pantul yang bersamaan dengan bunyi asli (memperkuat bunyi asli).
2.
Gaung
/ kerdam, yaitu bunyi pantul yang hanya sebagian bersamaan dengan bunyi asli
sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas.
3.
Gema,
yaitu bunyi pantul yang terdengar sesudah bunyi asli selesai.
Pemantulan bunyi dapat dimanfaatkan untuk :
a.
Mengukur
ketebalan plat logam
b.
Mendeteksi
cacat dan retak pada logam
c.
Melakukan
survei geofisika untuk mendeteksi lapisan – lapisan batuan yang mengandung
minyak bumi.
d.
Mendeteksi
keretakan pada dinding bendungan.
e.
Mengukur
kedalaman laut, dengan rumus :
S = v x t S = kedalaman laut
(m)
2 v = cepat rambat
bunyi di air laut (m/s)
t = waktu tempuh
Kompetensi :
4. Memahami
konsep-konsep dan penerapan, getaran, gelombang, bunyi, dan optik dalam
produk teknologi sehari-hari.
Indikator
:
4.3. Menentukan
sifat cahaya, besaran-besaran yang berhubungan dengan cermin/lensa atau
penerapan alat optik dalam kehidupan sehari-hari.
3.5.
2.10.
|
CAHAYA DAN ALAT OPTIK
Cahaya
merambat lurus, bayang-bayang terjadi sebagai akibat cahaya
merambat pada garis lurus. Bayang-bayang merupakan
suatu daerah gelap yang terbentuk pada saat sebuah benda menghalangi cahaya
yang mengenai suatu permukaan. Apabila cahaya tersebut terhalang seluruhnya,
terbentuklah umbra,
yaitu bagian pertama bayang-bayang yang sangat gelap. Daerah di luar umbra
menerima sebagian cahaya, terbentuklah penumbra,
yaitu bagian kedua bayang-bayang yang terletak di luar umbra dan tampak
berwarna abu-abu kabur.
Hukum pemantulan menyatakan bahwa sudut datang sama dengan sudut pantul.
Cermin mempunyai permukaan halus. Semua sinar
yang mencapai permukaan cermin datang dengan sudut yang sama sehingga sinar itu
juga dipantulkan pada sudut yang sama. Jenis pemantulan ini disebut pemantulan teratur.
Cahaya yang dipantulkan yang tersebar ke
banyak arah yang berbeda dikarenakan suatu permukaan tidak teratur disebut pemantulan baur.
Pembiasan cahaya adalah pembelokan gelombang cahaya yang disebabkan
oleh suatu perubahan dalam kelajuan gelombang cahaya pada saat gelombang cahaya
tersebut merambat dari satu zat ke zat lainnya.
Cahaya dibiaskan atau dibelokkan mendekati
garis normal ketika cahaya merambat dari medium kurang rapat menuju medium
lebih rapat. Misalnya, dari udara menuju air.
Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal ketika
cahaya merambat dari medium lebih rapat menuju medium kurang rapat. Misalnya,
dari air menuju udara.
Indeks bias suatu
zat adalah perbandingan kelajuan cahaya di udara dengan kelajuan cahaya di
dalam zat tersebut.
Dispersi cahaya merupakan
peristiwa terurainya cahaya putih menjadi
warna-warna spektrum. Titik-titik hujan juga
membiaskan cahaya yang dapat menyebabkan cahaya putih dari matahari terurai
menjadi warna-warna tunggal spektrum cahaya tampak. Isac Newton mengemukakan
bahwa sesungguhnya cahaya putih mengandung semua dari tujuh warna yang terdapat
pada pelangi. Berdasarkan urutan penurunan panjang gelombang, maka warna-warna
yang seharusnya kamu lihat pada pelangi adalah merah, jingga, kuning, hijau,
biru, nila, dan ungu.
Cermin Cekung
Bayangan yang dihasilkan oleh benda yang
berada di antara puncak cermin (A) dan titik fokus (F) adalah maya, tegak, dan
diperbesar.
Bayangan yang dihasilkan oleh
benda yang berada di antara titik fokus (F) dan titik pusat
keleng-kungan cermin (C) adalah nyata, terbalik, dan diperbesar.
Bayangan yang dihasilkan oleh benda yang
berada di belakang titik pusat kelengkungan cermin (C) adalah nyata, terbalik,
dan diperkecil.
Benda diletakkan pada titik fokus, maka
cermin memantulkan semua sinar cahaya secara sejajar dengan sumbu cermin. Tidak
ada bayangan yang dapat dilihat karena sinar-sinar itu tidak berpotongan.
Cermin Cembung
Bayangan
cermin cembung selalu maya, tegak, dan lebih kecil daripada benda sebenarnya.
Di
samping itu, karena cermin cembung menyebarkan sinar pantul, maka cermin
cembung memungkinkan diperoleh daerah pandang yang luas. Itulah sebabnya
mengapa cermin cembung banyak digunakan di tempattempat tertentu seperti toko
swalayan, pabrik, dan kaca spion mobil.
hubungan antara jarak
benda, jarak bayangan, dan jarak fokus pada cermin cekung dan cermin cembung,
dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ini.
1 + 1 = 1
so
si f
Keterangan:
so = jarak benda ke cermin (meter)
si = jarak bayangan ke cermin (meter)
f
= jarak
fokus cermin (meter)
Sedangkan jarak fokus cermin cekung maupun
cermin cembung dapat dinyatakan dengan persamaan :
f =
½ R
dengan R
adalah jari-jari kelengkungan cermin.
Lensa
Cembung
Benda yang berada lebih dari
dua kali panjang fokus lensa menghasilkan
bayangan nyata lebih kecil daripada benda, dan terbalik.
Jika sebuah benda terletak di
antara satu dan dua panjang fokus lensa, maka bayangan nyata itu terbalik, dan
lebih besar daripada benda tersebut.
Benda yang jaraknya kurang dari
satu panjang fokus menghasilkan bayangan maya, diperbesar, dan tegak.
Lensa Cekung
Bayangan
yang dibentuk selalu maya, tegak, dan lebih kecil daripada benda sesungguhnya.
Alat-alat Optik
1.
Lensa korektif dapat digunakan untuk memfokuskan bayangan pada retina. Orang
rabun
jauh harus memakai lensa cekung, dan orang rabun dekat harus menggunakan
lensa
cembung.
2.
Teleskop bias menggunakan lensa cembung untuk memperbesar benda-benda jauh.
Teleskop
pantul menggunakan cermin datar dan cekung dan sebuah lensa cembung
untuk
memperbesar benda-benda jauh.
3.
Cahaya yang melalui lensa dari sebuah kamera difokuskan pada film foto di dalam
kamera.
Bayangan pada film adalah nyata, terbalik, dan lebih kecil daripada benda
yang difoto.
LISTRIK STATIS
Konsep
Pada saat kamu menyisir rambut kering, rambutmu tertarik oleh
sisir. Mengapa rambut menempel di sisir? Pada mulanya rambut dan sisir
bersifat netral. Suatu atom bersifat netral, karena jumlah proton dan elektron
sama. Pada saat kamu menggosokkan sisir pada rambutmu, sejumlah atom di dalam
rambutmu terganggu, sejumlah elektron di dalam rambutmu terlepas dan berpindah
ke sisirmu. Akibatnya, sisirmu memperoleh tambahan elektron, dan sisirmu itu
tidak lagi netral, tetapi memiliki muatan negatif. Rambutmu kehilangan
elektron, sehingga rambutmu itu bermuatan positif.Peristiwa ini
merupakan contoh mendapatkan listrik statis dengan cara menggosok. Listrik
statis adalah berkumpulnya muatan listrik pada suatu benda. Pikirkan
contoh-contoh lain tentang listrik statis.
Elektroskop adalah suatu
piranti yang dapat diguna- kan untuk mendeteksi muatan.
Hukum
Coulomb : besarnya gaya antara muatan qA
dan muatan qB, yang dipisahkan
oleh jarak r, adalah berbanding lurus dengan besarnya kedua muatan dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara muatan-muatan tersebut.
F = k . qA .
qB
r2
Penangkal Petir : batang logam penangkal
petir sering dipasang di atas atap rumah bertingkat atau di atas bangunan
tinggi, dan dihubungkan ke dalam tanah melalui kabel logam. Penangkal petir,
melindungi rumah dan bangunan tinggi tersebut dari kerusakan oleh energi
listrik yang besar di dalam petir. Penangkal petir ini menyediakan suatu jalan
aman, melalui pentanahan, agar arus listrik petir mengalir masuk ke dalam
tanah, bukan melewati rumah atau bangunan lain.
LISTRIK
DINAMIS
Konsep
Pada sebuah rangkaian
terbuka tidak ada jalan untuk elektron mengalir, dan elektron-elektron itu
tidak dapat mengalir untuk menyalakan lampu,
memutar kipas angin, atau menghidupkan radio.
Gambar di bawah adalah sebuah rangkaian tertutup. Pada sebuah rangkaian
tertutup ada jalan untuk elektron mengalir, dan elektron-elektron itu dapat
mengalir untuk menyalakan lampu, memutar kipas angin, atau menghidupkan radio. Listrik yang kamu gunakan itu disebut listrik dinamis.
Gambar 1 Gambar 2
Arah
arus listrik dari kutub Arah arus elektron dari kutub
positif ke kutub negatif negatif ke
kutub positif
Hukum Ohm menyatakan:
jika tegangan pada suatu rangkaian dinaikkan, arus dalam rangkaian akan naik;
dan jika tegangan diturunkan, arus akan turun.
I = kuat arus
listrik (ampere)
V = tegangan
listrik (volt)
R = hambatan
listrik (ohm)
Rangkaian Seri
R = RA + RB untuk dua hambatan yang dihubungkan seri, dan
R = RA + RB + RC untuk tiga hambatan yang
dihubungkan seri, dan seterusnya.
Rangkaian Paralel
1 = 1 + 1 + 1
untuk tiga hambatan yang dihubungkan paralel.
R
RA RB RC
Sumber
Arus Listrik
I = q
t
I = kuat arus listrik (ampere)
q = besar muatan listrik (coulomb)
t = waktu (sekon)
KEMAGNETAN
Kemagnetan
adalah
suatu sifat zat yang teramati sebagai suatu gaya tarik atau gaya tolak antara
kutub-kutub tidak senama atau senama. Gaya magnet tersebut paling kuat di dekat
ujung-ujung atau kutubkutub magnet tersebut.
Semua magnet memiliki dua kutub magnet yang berlawanan, utara (U) dan selatan
(S). Apabila sebuah magnet batang digantung maka magnet tersebut berputar
secara bebas, kutub utara akan menunjuk ke utara.
Bahan-bahan magnetik tersebut dapat dibagi
menjadi dua macam :
a. Bahan ferromagnetik,
yaitu bahan yang ditarik oleh magnet dengan gaya yang kuat.
Bahan ini misalnya besi, baja, kobalt dan nikel.
b. Bahan paramagnetik,
yaitu bahan yang ditarik oleh magnet dengan gaya yang lemah.
Bahan ini misalnya aluminium, platina, dan mangaan.
Sedangkan bahan yang tidak ditarik oleh
magnet digolongkan sebagai bahan diamagnetik
misalnya bismut, tembaga, seng, emas dan
perak.
Beberapa bahan, seperti besi lunak, mudah
dibuat menjadi magnet. Tetapi bahan tersebut mudah kehilangan kemagnetannya.
Magnet yang dibuat dari bahan besi lunak seperti itu disebut magnet sementara. Magnet lain dibuat
dari bahan yang sulit dihilangkan kemagnetannya. Magnet demikian disebut magnet tetap. Kobalt, nikel, dan
besi adalah bahan yang digunakan untuk membuat magnet tetap. Banyak magnet
tetap dibuat dari campuran aluminium, nikel, kobalt dan besi.
Jika dua magnet saling didekatkan, mereka
saling mengerahkan gaya, yaitu gaya magnet. Gaya
magnet, seperti gaya listrik, terdiri dari
tarik-menarik dan tolakmenolak. Kutub-kutub
senama akan tolak-menolak dan kutub - kutub tidak senama akan tarik-menarik.
Daerah di sekitar magnet tempat gaya magnet
bekerja disebut medan magnet.
Bumi memiliki garis-garis gaya magnet dan
dikelilingi oleh medan magnet yang paling kuat di dekat kutub magnet utara dan
selatan. Kutub utara sebuah jarum kompas menunjuk ke arah kutub utara Bumi,
yang sebenarnya merupakan kutub selatan magnet Bumi. Hal yang sama berlaku
untuk kutub selatan Bumi, yang sebenarnya merupakan kutub utara magnet.
Perbedaan sudut antara sebuah kutub magnet
Bumi dan sebuah kutub Bumi disebut sudut deklinasi.
Besar deklinasi tersebut tidak sama untuk semua tempat di Bumi ini. Di dekat
ekuator, sudut deklinasi tersebut kecil. Semakin dekat dengan kutub, sudut
tersebut semakin besar. Sudut deklinasi ini harus diperhitungkan pada saat
menggunakan sebuah kompas. Disamping membentuk sudut dengan kutub Bumi, jarum
kompas juga membentuk sudut dengan bidang datar. Jarum kompas tidak selalu
sejajar dengan bidang datar. Hal ini berarti garis-garis gaya magnet Bumi tidak
selalu sejajar dengan permukaan Bumi. Sudut kemiringan yang dibentuk oleh jarum
kompas terhadap bidang datar tersebut disebut inklinasi.
Besar sudut inklinasi tidak sama pada semua tempat di Bumi. Di dekat garis
khatulistiwa, sudut inklinasi tersebut sama dengan nol. Semakin dekat dengan
kutub, sudut inklinasinya semakin besar.
Medan Magnet di Sekitar
Arus Listrik
Selama bertahun-tahun Hans Cristian Oersted,
seorang guru fisika dari Denmark, mempercayai ada suatu hubungan antara
kelistrikan dan kemagnetan, namun dia tidak dapat membuktikan secara
eksperimen. Baru pada tahun 1820 dia akhirnya memperoleh bukti. Oersted
mengamati bahwa ketika sebuah kompas diletakkan dekat kawat berarus, jarum
kompas tersebut menyimpang atau bergerak, segera setelah arus mengalir melalui
kawat tersebut. Ketika arah arus tersebut dibalik, jarum kompas tersebut
bergerak dengan arah sebaliknya. Jika tidak ada arus listrik mengalir melalui
kawat tersebut, jarum kompas tersebut tetap diam. Karena sebuah jarum kompas
hanya dapat disimpangkan oleh suatu medan magnet, Oersted menyimpulkan bahwa
suatu arus listrik menghasilkan suatu medan magnet.
Induksi
Elektromagnetik
Terjadinya GGL Induksi
Seorang
ilmuwan dari Jerman yang bernama Michael Faraday (1991 – 1867) memiliki
gagasan dapatkah medan magnet menghasilkan arus listrik? Gagasan ini didasarkan
oleh adanya penemuan dari Oersted bahwa arus listrik dapat menghasilkan medan
magnet. Karena termotivasi oleh gagasan tersebut kemudian pada tahun
1822,Faraday memulai melakukan percobaan-percobaan. Pada tahun 1831 Faraday
berhasil membangkitkan arus listrik dengan menggunakan medan magnet. Alat-alat
yang digunakan Faraday dalam percobaannya adalah gulungan kawat atau kumparan
yang ujung-ujungnya dihubungkan dengan galvanometer. Jarum galvanometer
mula-mula pada posisi nol. Kalian pasti sudah mengetahui, bahwa galvanometer
adalah sebuah alat untuk menunjukkan ada atau tidaknya arus listrik di dalam
rangkaian.
1.
Magnet didekatkan pada kumparan maka gaya yang melingkupi kumparan menjadi
bertambah banyak, sehingga pada kedua ujung kumparan
timbul gaya gerak listrik (GGL).
2.
Magnet dijauhkan terhadap kumparan maka garis gaya yang melingkupikumparan
menjadi berkurang, kedua ujung kumparan juga timbul GGL.
3.
Magnet diam terhadap kumparan, jumlah garis gaya magnet yang melingkupi
kumparan tetap, sehingga tidak ada GGL.
Kesimpulan
percobaan Faraday adalah: Timbulnya gaya listrik (GGL) pada kumparan hanya
apabila terjadi perubahan jumlah garis-garis gaya magnet.
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi besar GGL induksi yaitu:
1. Kecepatan perubahan medan
magnet.
Semakin cepat perubahan medan magnet, maka GGL induksi yang timbul
semakin besar.
2. Banyaknya lilitan
Semakin banyak lilitannya, maka GGL induksi yang timbul juga semakin besar.
3. Kekuatan magnet
Semakin kuat gelaja kemagnetannya, maka GGL induksi yang timbul
juga
semakin besar.
Untuk
memperkuat gejala kemagnetan pada kumparan dapat dengan jalan memasukkan inti
besi lunak.
GGL induksi dapat ditimbulkan
dengan cara lain yaitu:
1.
Memutar magnet di dekat kumparan atau memutar kumparan di dekat
magnet. Maka kedua ujung kumparan akan
timbul GGL induksi.
2.
Memutus-mutus atau mengubah-ubah arah arus searah pada kumparan primer
yang di dekatnya terletak kumparan sekunder
maka kedua ujung kumparan
sekunder dapat timbul GGL induksi.
3.
Mengalirkan arus AC pada kumparan primer, maka kumparan sekunder
didekatkan dapat timbul GGL induksi. Arus
induksi yang timbul adalah arus AC
dan gaya gerak listrik induksi adalah GGL
AC.
Prinsip Kerja Transformator (Trafo)
Transformator
adalah sebuah alat untuk menaikkan atau menurunkan tegangan arus bolakbalik.
Transformator sering disebut trafo. Sebuah transformator terdiri atas
sebuah inti besi. Pada inti besi digulung dua lilitan, yaitu kumparan primer
dan kumparan sekunder.
Prinsip
kerja tranformator adalah sebagai berikut :
1.
Kumparan primer dihubungkan kepada sumber tegangan yang hendak diubah
besarnya. Karena tegangan primer itu
tegangan bolak-balik, maka besar dan
arah tegangan itu berubah-ubah.
2.
Dalam inti besi timbul medan magnet yang besar dan arahnya berubah-ubah
pula. Perubahan medan magnet ini
menginduksi tegangan bolakbalik pada
kumparan sekunder.
Vp : Vs = Np : Ns
Ip : Is = Vs : Vp
Ip : Is = Ns : Np
Vp = tegangan primer
Vs = tegangan sekunder
Np = banyaknya lilitan kumparan
primer
Ns = banyaknya lilitan kumparan
sekunder
Ip = kuat arus listrik kumparan
primer
Is = kuat arus listrik kumparan
sekunder
Efisiensi
tranformator, η , adalah persentase harga
perbandingan antara besar energi yang dilepas transformator tiap sekon pada
kumparan sekunder dengan energi yang diterima transformator setiap sekon pada
kumparan primer. Energi tiap sekon disebut daya. Oleh karena itu, efisiensi
dapat dinyatakan dalam perbandingan daya sekunder, Ps dan daya primer, Pp, kali 100 % dan dapat ditulis
Efisiensi =
daya
sekunder × 100%
daya primer
η = P s
× 100 %
P
p
Karena P = V I maka:
η = V s .I s × 100 %
V p . I p
KOMPETENSI :
Mendeskripsikan konsep atom, ion dan molekul dihubungkan dengan produk
kimia sehari-hari.
INDIKATOR :
mengidentifikasi atom, ion, unsur atau molekul sederhana serta penggunaan
pada produk kimia sehari-hari.
|
Semua benda
tersusun atas materi yang biasa disebut atom. Bagaimanakah bentuk atom itu ?
Apakah atom penyusun suatu unsur sama dengan atom unsur yang lain ? Apakah atom
– atom dapat bergabung ? untuk mengetahuinya ikuti uraian berikut ini.
A. ATOM
Ø
Atom
adalah bagian terkecil dari suatu unsur.
Ø
Struktur
Atom adalah jumlah partikel dasar yang menyusun suatu atom, dinyatakan dengan
notasi sebagi berikut :
Z
X A
Dimana, X
= lambang unsur
z = nomor atom
(= jumlah proton)
A
= nomor massa
Ø
Konfigurasi
Elektron adalah persebaran elektron pada kulit-kullit atom.
Ø
Elektron
valensi jumlah elektron yang mengelilingi kulit atom yang paling luar.
B.
MOLEKUL
Ø
Molekul
adalah partikel netral yang terdiri atas dua atau lebih atom.
Molekul terdiri atas :
Ø
Molekul
unsur adalah molekul yang disusun oleh atom yang sejenis. Misalnya gas oksigen
(O2), gas nitrogen (N2) dan gas klor (Cl2).
Ø
Molekul
senyawa adalah molekul yang disusun oleh atom yang berbeda jenisnya. Misalnya
molekul air (H2O), gula (C6H12O6)
dan urea.
C.
ION
Ø Ion merupakan suatu
atom atau kelompok atom yang bermuatan listrik.
Ion terdiri atas :
Ø Pembentukan
kation (ion positif) terjadi karena atom tersebut melepaskan 1 elektronnya.
Ø Pembentukan
anion (ion negatif) terjadi karena atom tersebut menerima 1 elektron.
Contoh : pembentukan senyawa natrium
klorida
Pembentukan ion natrium Na Na+
+ 1e
Pembentukan ion klorin Cl + 1e Cl-
Reaksi lengkap Na+ + Cl- NaCl
KOMPETENSI : Mendeskripsikan klasifikasi zat, sifat-sifat dan
perubahannya.
INDIKATOR :
Menjelaskan sifat-sifat fisika dan atau kimia berdasarkan hasil percobaan.
|
Dalam
kehidupan sehari-hari kita selalu berhubungan dengan benda-benda. Benda-benda
tersebut dapat mengalami perubahan dari satu wujud ke wujud yang lain.
A.
SIFAT FISIKA
Sifat fisika merupakan sifat materi yang
dapat dilihat langsung dengan indra. Sifat fisika antara lain wujud zat, warna,
bau, titik didih, titik leleh, massa jenis, kekerasan, kelarutan, kekeruhan,
dan kekentalan.
Ø
Sifat-sifat
wujud zat
Zat Padat
|
Zat Cair
|
Zat Gas
|
·
Mempunyai bentuk dan volume tertentu
·
Jarak antarpartikel sangat rapat
·
Partikel-partikelnya tidak dapat bergerak bebas
|
·
Bentuknya tetap bergantung wadahnya, volume
tertentu
·
Jarak antarpartikel agak renggang
·
Partikel-partikelnya dapat bergerak bebas
|
·
Tidak mempunyai bentuk dan volume tertentu,
bergantung tempatnya
·
Jarak antarpartikelnya sangat renggang
·
Partikel-partikelnya dapat bergerak sangat cepat
|
B.
SIFAT KIMIA
Sifat kimia merupakan sifat yang
dihasilkan dari perubahan kimia, antara lain mudah terbakar, mudah busuk, dan
korosif. Sifat-sifat inni karakteristik.
1.
Mudah
terbakar
Mudah terbakar artinya dapat tidaknya
suatu zat terbakar.
2.
Mudah
Busuk
Jika makanan dan buah dibiarkan di udara
maka lama kelamaan makanan dan buah tersebut akan busuk. Proses pembusukkan ini
disebabkan oleh mokroorganisme
3.
Korosif
Perkaratan atau korosi merupakan
peristiwa rusaknya logam oleh pengaruh lingkungan yaitu adanya oksigen dan
kelembaman
KOMPETENSI : Mendeskripsikan klasifikasi zat,
sifat-sifat dan perubahannya.
INDIKATOR :
Menjelaskan perubahan fisika dan perubahan kimia berdasarkan hasil
percobaan.
|
Benda-benda
di sekitar kita dapat berubah.perhatikan air yang mendidih menjadi uap air atau
air yangmembeku menjadi es. Perubahan dapat diketahui dari perbedaan keadaan
awal dan keadaan akhir materi setelah mengalami perubahan. Keadaan yang
dimaksud meliputi sifat-sifat maupun strukturnya. Perubahan ada dua macam yaitu
perubahan fisika dan perubahan kimia.
A.
Perbedaan sifat
antara perubahan fisika dan perubahan kimia.
Perubahan Fisika
|
Perubahan Kimia
|
·
Tidak terbentuk zat baru
·
Bersifat reversibel
·
Tidak terjadi reaksi kimia
·
Meliputi : perubahan wujud, bentuk, ukuran,
volume, bentuk energi dan pelarutan
·
Contoh es batu mencair, kapur barus menyublim
|
·
Terbentuk zat baru
·
Bersifat irreversibel
·
Terjadi reaksi kimia ditandai dengan terbentuknya
gas, endapan, perubahan warna dan perubahan energi
·
Meliputi : pembakaran, perkaratan, dan pembusukan
·
Contoh besi berkarat, nasi basi
|
B.
Manfaat
Perubahan Materi
Perubahan fisika berperan penting dalam industri obat-obatan atau
farmasi yaitu dalam proses ekstrasi zat-zat aktif yang terkandung dalam bahan
alam. Hampir semua industri yang memproduksi bahan baku menggunakan
prinsip-prinsip perubahan kimia atau reaksi kimia. Misalnya dalam industri
plastik, pembuatan tahu
0 komentar:
Posting Komentar